Dampak Covid-19 Bagi Sekolah dan Pendidikan
Dampak Covid bagi Sekolah
Covid 19 adalah hal yang 'bukan kuasa kita' untuk menghentikannya. Yang hanya bisa kita lakukan adalah memantau datanya agar tak dimanipulasi, serta berharap akan ada 'vaksin murah' yang benar benar bisa mengobati covid-19 ini.
Tetapi kali ini pembahasan kita bukan tentang vaksin covid, tetapi bagaimana nasib institusi pembelajaran seperti Taman kanak kanak, sekolah formal (sd - sma), hingga perguruan tinggi. Ketika pemerintah berinisiatif menutup kegiatan di area seluruh sekolah satu indonesia, mereka juga harus mempertimbangkan masalah dan dampak yang akan timbul dari kebijakan tersebut.. Diantara masalah tersebut ialah :
1. Bangunan Sekolah harus bayar pajak
2. Guru swasta harus dibayar oleh siswa
3. Siswa kesusahan mengakses belajar secara online.
Setelah tau masalahnya, pemerintah harusnya menyelesaikannya dengan bijak. Karena itulah mereka dipilih sebagai wakil dari para rakyat, terutama masalah poin ke-3, yang sangat miris menurut saya secara pribadi.
Oke, gambar diatas adalah berita tentang anak yang datang ke sekolah seorang diri, karena tak punya peralatan untuk sekolah online , dari mulai hp hingga paket internet. Itu adalah contoh kecil dari sebagian siswa kurang mampu dan punya semangat tinggi untuk bersekolah.
Dampak Covid-19 bagi pendidikan sekolah
1. Siswa tak bisa bertatap muka langsung dengan guru.
2. Siswa kehilangan pembelajaran skill ber-interaksi dengan orang lain.
3. Kurangnya sikap disiplin yang didapatkan siswa.
4. Berkurangnya jam pelajaran.
5. Guru kesusahan memahami perilaku dan karakter masing masing siswanya.
6. -Siswa yang kurang mampu kesulitan untuk mendapat akses sekolah online
7.-Jaringan yang tak menentu membuat para siswa kesusahan belajar, apalagi ketika sesi live streaming.
Jangan sampai karena beberapa poin yang saya sebutkan diatas, para siswa akhirnya merenung dan berfikir 'untuk apa sekolah? ', "untuk apa mahal mahal bayar uang buku, uang baju, uang pembangunan, yang sangat minim pemanfaatannya ".
Jika siswa sudah berfikir begitu, berarti ada yang salah dengan kinerja pemerintah dan pejabat pengambil keputusan di sekolah seperti kepala sekolah, wali kelas, guru kepala bidang studi dan lain lain.
Kritik terhadap Pemerintah dan Instansi sekolah mengenai Sekolah ONLINE
Jika ingin menjadikan Sekolah berbasis online memang suatu hal yang bagus dan patut diapresiasi, karena mengurangi dan memperlambat jumlah berkembangnya pasien covid-19 di Indonesia. Tetapi, ada hal yang harus diperhatikan.
1. Tidak semua Siswa Punya Handphone :
Tidak semua siswa bisa kita 'samaratakan' derajat ekonominya, ada beberapa siswa yang tak punya handphone. Sehingga ketika pelajaran daring(online) akan dimulai. Mereka seperti mengemis meminta pinjaman Smartphone android pada kolega ataupun tetangga yang mungkin 'tak terlalu' akrab bagi mereka.
Apalagi jika 'tetangga yang biasa dipinjami hp nya itu' , Pasti ada saatnya dimana ia tak bisa meminjamkannya lagi. Tentu hal ini makin lebih berat untuk siswa tersebut, terutama untuk 'kesehatan mentalnya'.
2. Paket internet
Fitur Live streaming dan Face cam tentu memakan Paket data yang besar. Bagi yang bersekolah di negeri tentu sedikit aman, karena tak membayar uang sekolah perbulannya. Tetapi buat adik adik yang sekolah di swasta?. Tentu beban mereka dua kali lebih besar
Solusinya mudah : yang pertama swasta memberikan diskon atau potongan terhadap uang sekolah mereka, mungkin sebanyak 40 persen. Karena ingat : Siswa saat ini hanya membayar guru, tidak membayar uang bangunan dan fasilitas sekolah. Jadi guru adalah hal yang mulia, tetapi sekolah (swasta) adalah bisnis.
Dan yang kedua buat pemerintah : Keluarkan subsidi untuk siswa yang tidak mampu untuk membeli paket internet secukupnya. Ayolah... semua orang sudah susah untuk mencari sesuap nasi di masa pandemi, mengapa dibebankan lagi dengan paket internet dengan harga yang lumayan mahal, apalagi bagi kaum menengah kebawah.
3. Hambatan jaringan dan Mati lampu
Ketika hujan, tentu jaringan menjadi lemot bahkan hilang. Apalagi ketika 'fenomena' mati lampu terus dilakukan oleh pejabat PLN dengan alasan yang tidak logis. Yang akan membuat siswa tak bisa menghadiri kelas online tersebut dan akhirnya tercatat absen.
Dan buat guru, seperti saya. Mohon jangan terlalu mengeluh, semua orang ada di masa masa susah pada saat pandemi ini..
Oke, itulah dampak covid 19 bagi sekolah dan pendidikan. Diatas juga tercantum garis besar masalah, dampak dan solusi bagi institusi pendidikan, Semoga artikel ini dibaca oleh orang yang punya otoritas dan kewenangan pengambil kebijakan di sekolah, agar jadi referensi dan bahan renungan, terimakasih sudah membaca..
Belum ada Komentar untuk "Dampak Covid-19 Bagi Sekolah dan Pendidikan "
Posting Komentar