13 Contoh Perilaku Diskriminasi di Sekolah
Diskriminasi dalam sekolah adalah adanya perlakuan tidak adil yang didapatkan oleh bukan hanya para siswa, tetapi para guru, serta steorotipe (pola pikir) yang mendiskreditkan atau meremehkan suatu kelompok atau orang tertentu, tanpa adanya bukti yang jelas ( hanya katanya saja)
Kita tentu sering melihat beberapa bentuk diskriminasi di depan mata kita, seperti minoritas yang memperjuangkan haknya, atau akhir akhir ini di dunia masih heboh dengan kematian orang berkulit hitam george floyd, yang terkena diskriminasi dari polisi kulit putih, hingga menghilangkah nyawanya.
Di sekolah, tentu juga ada, bahkan sangat banyak diskriminasi yang didapatkan, baik karena faktor penampilan, gender serta latar belakang para siswa.. Apa saja contoh perilaku tersebut? Yuk kita simak bareng bareng.
1. Di era pandemi ini, siswa miskin sangat susah untuk mengakses sekolah secara online, sehingga ketinggalan pelajaran dan bisa menyebabkan tertekan secara mental
2. Murid yang pintar lebih diutamakan dan disayang oleh guru guru tertentu di sekolah
3. Murid yang punya wajah tampan atau cantik sering mendapat perhatian lebih oleh guru.
4. Murid yang jelek biasa dijadikan bahan bercandaan dan tertawaan bagi guru dan teman sekelas.
Jujur saja untuk poin 2,3 dan 4, saya langsung mengalaminya sebagai siswa. Teman teman saya yang pintar biasanya selalu diberikan semacam previlage (keuntungan) dan pujian yang berlebih. Si wajah cantik sering digodain dan diberi nilai tinggi, terutama oleh 'oknum' guru mata pelajaran Penjaskes yang genit.
Serta si jelek, kerap kali dihina secara sarkasme dengan membandingkan ia dengan sesuatu hal, yang mirisnya, diminati siswa kelas kami dahulu, dan disambut dengan pecah tawa. Padahal perilaku ini bukan hanya diskriminasi, tentu siswa akan mengulang ngulang 'apa yang guru tersebut sampaikan', hingga akhirnya diskriminasi ini berubah menjadi bully.
5. Orang yang pintar mata pelajaran matematika, dianggap lebih pintar dari orang yang mahir dalam mata pelajaran lainnya.
6. Ketika anak yang nakal bermasalah, akan dihukum mengutip sampah, hormat di tiang bendera dan lainnya, sedangkan ketika anak guru yang bermasalah, hanya dinasehati saja, walaupun jenis kejahatan tersebut sama.
7. Pelajar perempuan sering dinyinyirin atau dibicarakan negatif oleh lingkungannya ketika ia mengambil jurusan teknik, mesin ataupun masuk ke sekolah STM.
8. Begitu juga pelajar lelaki sering ditertawakan dan dijadikan bahan olokan, ketika ia memilih belajar di jurusan masak, desain pakaian, jahit ataupun sekolah tata boga.
9. Siswa ganteng atau cantik dianggap lebih layak menjadi pejabat kelas dan sekolah (seperti ketua osis, ketua kelas, bendahara dan lainnya). Sedangkan si jelek harus puas menjadi anggota, dan jika pun terpilih menjadi ketua, komentar negatif terhadap wajahnya tidak akan terhindarkan
10. Murid yang kurang memahami pelajaran (dianggap bodoh) sering tidak dianggap oleh guru, karena guru lebih sering fokus kepada murid yang pintar.
Hal ini tentu tidak benar, pada dasarnya orang yang disekolahkan dengan tujuan bodoh untuk menjadi pintar. Jika guru terlalu fokus kepada yang pintar , maka ia menyalahi tugas dan kewajibannya sebagai guru.
11. Sekolah negeri dianggap lebih bagus dari swasta, padahal belum tentu.
12. Kaum Difabel sangat susah untuk mendapat akses sekolah, baik karena minimnya tempat penerimaan, ataupun mahalnya biaya sekolah khusus difabel.
Selain bagi para murid, ternyata ada juga diskriminasi yang dirasakan para guru, Sebenarnya, hal ini bukan dari para murid, tetapi karena tidak adanya undang undang khusus yang melindungi para guru, atau rusaknya maksud undang undang, yang biasa disebut millenial sebagai Undang undang karet.
13. Guru tidak bebas untuk mengajar dengan caranya, karena jika sedikit saja menggunakan kekerasan akan dipenjarakan dengan undang undang yang hampir tidak masuk akal, jika orang tua si murid melaporkannya pada kepolisian.
Contoh kasus : Guru bernama M.Sahmudi 46 tahun, di sidoarjo, harus dibekam di jeruji besi selama 6 bulan lantaran mencubit siswanya. dan masih banyak kasus lainnya.
Tentu bentuk diskriminasi yang saya tuliskan disini, masih sebagian kecil dari diskriminasi yang belum terungkap. Jika kalian korban diskriminasi dari poin poin tertentu, atau ada poin yang tak saya sadari, mohon berbagi di kolom komentar, biar kita tetap aware tentang masalah diskriminasi ini.
Kita tentu sering melihat beberapa bentuk diskriminasi di depan mata kita, seperti minoritas yang memperjuangkan haknya, atau akhir akhir ini di dunia masih heboh dengan kematian orang berkulit hitam george floyd, yang terkena diskriminasi dari polisi kulit putih, hingga menghilangkah nyawanya.
Di sekolah, tentu juga ada, bahkan sangat banyak diskriminasi yang didapatkan, baik karena faktor penampilan, gender serta latar belakang para siswa.. Apa saja contoh perilaku tersebut? Yuk kita simak bareng bareng.
Contoh Perilaku Diskriminasi di Sekolah
1. Di era pandemi ini, siswa miskin sangat susah untuk mengakses sekolah secara online, sehingga ketinggalan pelajaran dan bisa menyebabkan tertekan secara mental
2. Murid yang pintar lebih diutamakan dan disayang oleh guru guru tertentu di sekolah
3. Murid yang punya wajah tampan atau cantik sering mendapat perhatian lebih oleh guru.
4. Murid yang jelek biasa dijadikan bahan bercandaan dan tertawaan bagi guru dan teman sekelas.
Jujur saja untuk poin 2,3 dan 4, saya langsung mengalaminya sebagai siswa. Teman teman saya yang pintar biasanya selalu diberikan semacam previlage (keuntungan) dan pujian yang berlebih. Si wajah cantik sering digodain dan diberi nilai tinggi, terutama oleh 'oknum' guru mata pelajaran Penjaskes yang genit.
Serta si jelek, kerap kali dihina secara sarkasme dengan membandingkan ia dengan sesuatu hal, yang mirisnya, diminati siswa kelas kami dahulu, dan disambut dengan pecah tawa. Padahal perilaku ini bukan hanya diskriminasi, tentu siswa akan mengulang ngulang 'apa yang guru tersebut sampaikan', hingga akhirnya diskriminasi ini berubah menjadi bully.
5. Orang yang pintar mata pelajaran matematika, dianggap lebih pintar dari orang yang mahir dalam mata pelajaran lainnya.
6. Ketika anak yang nakal bermasalah, akan dihukum mengutip sampah, hormat di tiang bendera dan lainnya, sedangkan ketika anak guru yang bermasalah, hanya dinasehati saja, walaupun jenis kejahatan tersebut sama.
7. Pelajar perempuan sering dinyinyirin atau dibicarakan negatif oleh lingkungannya ketika ia mengambil jurusan teknik, mesin ataupun masuk ke sekolah STM.
Nissa sabyan, penyanyi yang dulunya anak STM |
8. Begitu juga pelajar lelaki sering ditertawakan dan dijadikan bahan olokan, ketika ia memilih belajar di jurusan masak, desain pakaian, jahit ataupun sekolah tata boga.
9. Siswa ganteng atau cantik dianggap lebih layak menjadi pejabat kelas dan sekolah (seperti ketua osis, ketua kelas, bendahara dan lainnya). Sedangkan si jelek harus puas menjadi anggota, dan jika pun terpilih menjadi ketua, komentar negatif terhadap wajahnya tidak akan terhindarkan
10. Murid yang kurang memahami pelajaran (dianggap bodoh) sering tidak dianggap oleh guru, karena guru lebih sering fokus kepada murid yang pintar.
Hal ini tentu tidak benar, pada dasarnya orang yang disekolahkan dengan tujuan bodoh untuk menjadi pintar. Jika guru terlalu fokus kepada yang pintar , maka ia menyalahi tugas dan kewajibannya sebagai guru.
11. Sekolah negeri dianggap lebih bagus dari swasta, padahal belum tentu.
12. Kaum Difabel sangat susah untuk mendapat akses sekolah, baik karena minimnya tempat penerimaan, ataupun mahalnya biaya sekolah khusus difabel.
Diskriminasi bagi para guru.
Selain bagi para murid, ternyata ada juga diskriminasi yang dirasakan para guru, Sebenarnya, hal ini bukan dari para murid, tetapi karena tidak adanya undang undang khusus yang melindungi para guru, atau rusaknya maksud undang undang, yang biasa disebut millenial sebagai Undang undang karet.
13. Guru tidak bebas untuk mengajar dengan caranya, karena jika sedikit saja menggunakan kekerasan akan dipenjarakan dengan undang undang yang hampir tidak masuk akal, jika orang tua si murid melaporkannya pada kepolisian.
Contoh kasus : Guru bernama M.Sahmudi 46 tahun, di sidoarjo, harus dibekam di jeruji besi selama 6 bulan lantaran mencubit siswanya. dan masih banyak kasus lainnya.
Tentu bentuk diskriminasi yang saya tuliskan disini, masih sebagian kecil dari diskriminasi yang belum terungkap. Jika kalian korban diskriminasi dari poin poin tertentu, atau ada poin yang tak saya sadari, mohon berbagi di kolom komentar, biar kita tetap aware tentang masalah diskriminasi ini.
Belum ada Komentar untuk "13 Contoh Perilaku Diskriminasi di Sekolah"
Posting Komentar